RSPAD Gatot Soebroto – Sebagai rumah sakit terbaik di kelasnya, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto terus berupaya melahirkan inovasi khususnya di bidang pelayanan kesehatan, salah satunya adalah pelayanan kesehatan bagi pasien Tuberkulosis Resisten Obat (TBC RO). Menempati peringkat ke-2 dengan kasus TBC terbesar di dunia membuat pemerintah Indonesia berkomitmen dalam mencapai eliminasi TBC tahun 2030. Sebagai bentuk dukungan dan menjawab tuntutan akan pelayanan kesehatan profesional, RSPAD Gatot Soebroto mengembangkan Poli TBC RO di mana menjadi poli pertama di kalangan TNI yang menyediakan One Stop Services. Pasien sudah bisa mendapatkan pelayanan pemeriksaan serta penanganan langsung oleh dokter terbaik di bidangnya, pemeriksaan laboratorium, rontgen, mendapatkan obat dan ruangan bertekanan negatif jika diperlukan perawatan lebih lanjut.
Di sisi lain, mendukung pengembangan pelayanan TBC RO, RSPAD Gatot Soebroto mengadakan acara “Pembukaan On The Job Training (OJT), Tuberkulosis Resisten Obat (TBC RO)”, di Auditorium dr. R.M. Partomo Lt. VI Gedung Prof. Dr. Satrio, Selasa, 26 November 2024.Dalam sambutannya, W. S. Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Sukirman, S.H., Sp.KK., M.Kes., FINSDV., FAADV diwakili olehDiryankes RSPAD Gatot Soebroto, Brigadir Jenderal TNI dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp.THT., M.Kes., M.A.R.S mengungkapkan bahwa semoga pelatihan ini dapat memberikan tambahan informasi dan memperluas wawasan terkait TBC RO.
TBC RO adalah penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberkulosis yang kebal terhadap obat TBC. Terjadi akibat dari pengobatan yang tidak benar, seperti tidak menyelesaikan pengobatan, minum obat tidak teratur dan pengobatan tidak sesuai standar. TBC RO ditandai dengan waktu pengobatan yang lebih panjang yaitu 9-24 bulan, efek samping yang lebih berat seperti mual, gangguan pendengaran serta kelelahan dan minum setidaknya 7 jenis obat. Penyebarannya sendiri dapat melalui udara, saat berbicara, bersin dan batuk. Untuk mengendalikan penyebarannya diperlukan upaya pencegahan, diagnosis dini dan pengobatan yang efektif.
Redaksi : Sub Diassa Unit Pen/PKRS
Penulis : Administrator