RSPAD Gatot Soebroto – Indonesia diketahui menjadi negara tertinggi ketiga di dunia dengan kasus Tuberculosis (TBC) setelah India dan Cina (Global TB Report, 2021). Sebagai salah satu upaya penanganan kasus TBC di Indonesia, Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto mengadakan acara “Pelatihan Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) TB di RSPAD Gatot Soebroto” di Ruang Konferensi Lt. 2 Departemen Obsgin Paviliun Kartika 3 RSPAD Gatot Sooebroto, Kamis, 8 September 2022.
Dalam sambutannya, Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Letnan Jenderal TNI dr. A. Budi Sulistya, Sp.THT-KL., M.A.R.S yang diwakili Direktur Pelayanan Kesehatan (Diryankes) RSPAD Gatot Soebroto, Brigadir Jenderal TNI dr. Abdul Hamid R, Sp.B-KBD., M.Kes mengatakan bahwa di tahun 2021 estimasi jumlah kasus TBC di Indonesia sebesar 824.000 kasus atau 49% dari target 85% yang berhasil ditemukan dan diobati (Kemenkes, 2022). Peningkatan kasus TBC sendiri di antaranya disebabkan karena tidak terdeteksinya kasus, sehingga dapat meningkatkan risiko penularan di masyarakat, potensi terjadinya TBC resisten obat dan menjadi hambatan besar untuk mencapai target eliminasi TBC di tahun 2030.
Salah satu upaya untuk menanggulangi dan memberantas masalah TBC yaitu melalui strategi DOTS. Di mana DOTS adalah strategi yang menekankan pada pengawasan langsung terhadap penderita, baik keluarga maupun petugas kesehatan. Pengawas Menelan Obat (PMO) TB Paru adalah seseorang yang dipercaya dalam memantau penderita TB Paru untuk minum obat serta berobat secara teratur, dan hal ini menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam strategi program DOTS.
Dalam strategi DOTS, perawat juga dapat berperan sebagai motivator untuk mengingatkan pasien melakukan pengobatan secara rutin. Karenanya melalui pelatihan ini semoga dapat meningkatkan pengetahuan perawat baik yang bertugas di rawat jalan maupun rawat inap tentang DOTS agar dapat menunjang keberhasilan penyembuhan penderita TB Paru.
Redaksi : Sub Diassa Unit Pen/PKRS
Penulis : Administrator
