RSPAD Gatot Soebroto – Health Care Associated Infections (HAIs) atau infeksi sehubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan masalah yang serius bagi semua sarana pelayanan kesehatan di seluruh dunia maupun di Indonesia. Kejadian HAI’s di Amerika (U.S) semakin sering, dimana data per tahun mencapai 1.700.000 (Documented Cases of Hospital HAIs Annually). Diketahui HAIs memberikan kontribusi dengan angka kematian 99.000 (Patien Deaths Attributable to HAIs) dan mengeluarkan biaya mencapai USD 28-USD 34 miliar (Joint Commission International 2013 Acreditation Update, Bangkok 14-15 September 2013).
Menilik hal tersebut di atas, Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto sebagai pusat rujukan tertinggi institusi militer menggelar Pelatihan Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Pada Infection Prevention Control Link Nurse. Acara yang diadakan di Ruang Auditorium dr. R.M. Partomo Lt.6 Gedung Prof. Dr. Satrio RSPAD Gatot Soebroto, Selasa, 10 Maret 2020 ini bertujuan untuk menekan angka kejadian HAI’s di rumah sakit dengan berupaya melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit. Lalu mengamati angka kejadian IDO dan HAI’s lainnya, melakukan deteksi sedini mungkin serta melakukan pendidikan dan pelatihan terhadap petugas baik dokter dan perawat ruangan.
Dalam sambutannya, Kolonel Ckm. dr. Nyoto Widyo Astoro, Sp.PD-KHOM, FINASIM mengungkapkan pentingnya meningkatkan mutu pelayanan medis di rumah sakit yang dapat dicapai dengan keterlibatan secara aktif semua personil rumah sakit. HAIs sendiri banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di negara miskin dan negara yang sedang berkembang karena penyakit-penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama. Meskipun ilmu pengetahuan dan penelitian mengenai mikrobiologi meningkat pesat pada 3 dekade terakhir dan sedikit demi sedikit resiko infeksi dapat dicegah namun, semakin meningkatnya pasien-pasien dengan penyakit immunocompromised, bakteri yang resisten antiobiotik, super infeksi virus dan jamur serta prosedur invasif, masih menyebabkan infeksi nosokomial yang menimbulkan kematian sebanyak 88.000 kasus setiap tahunnya (Light R W, 2011).
Diharapkan dengan pelatihan tersebut SDM yang memiliki kompetensi dalam mencegah dan menanggulangi infeksi di RSPAD Gatot Soebroto memiliki persepsi yang sama dan mampu menjalankan tugasnya dengan profesional. Selain itu, dihimbau pelatihan diselenggarakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan bekerjasama serta terkoordinasi dengan baik agar tercapainya tujuan pelatihan.
